Jumat, 18 Maret 2011

Fenomena "Supermoon" antara mitos bencana besar

Fenomena Supermoon adalah fenomena jarak terdekat bulan dengan bumi, fenomena yang jarang terjadi dan ini akan berbeda bila dilihat dari berbagai belahan dunia.
Fenomena Supermoon diperkirakan bisa menaikkan permukaan air laut secara ekstrem.
Supermoon adalah fenomena saat bulan berada di orbit terdekat dengan bumi. Bumi dan bulan, pada saat terjadinya Supermoon, hanya berjarak 356.577 kilometer. Fenomena ini pernah terjadi pada 1955, 1974, 1992 dan 2005.

Banyak pakar yang mengaitkan fenomena Supermoon dengan bencana besar. Kepercayaan ini muncul karena fenomena Supermoon kerap disambut dengan aneka bencana. Misalnya tsunami yang membunuh ratusan ribu orang di Indonesia pada Januari 2005. Tapi banyak juga para ahli yang membantahnya.

Sempat beredar informasi bahwa peristiwa tsunami di Jepang dan Aceh terjadi pada saat fenomena supermoon itu datang. Dari sini kemudian tak sedikit orang yang memberikan perhatian terhadap fenomena tersebut. Bahkan, tanggal 19 maret nanti, fenomena supermoon juga bisa akan terlihat lagi. Lantas apakah fenomena tsunami akan juga terjadi di negeri ini lagi?

Memang, pada 19 Maret 2011 yang akan datang misalnya, Bulan akan sangat dekat dengan Bumi sekitar 2,21,567 mil atau 356.577 kilometer, ini merupakan jarak terdekat bulan dengan bumi dalam 18 tahun terakhir.

Menurut Profesor Thomas Djamaluddin, Peneliti Riset Astronomi Astrofisika dari LAPAN saat dihubungi www.today.co.id, Kamis (17/3/2011) mengatakan tidak ada hubungannya Supermoon dengan bencana gempa yang terjadi di Jepang (11/3/2011), maupun juga di Aceh tahun 2004.

"Intinya istilah supermoon berasal dari ramalan astrologi, dalam dunia Astronomi tidak dikenal fenomena ini" ujarnya.

Dalam paparannya yang juga ditulis dalam blog pribadinya www.tdjamaluddin.wordpress.com tanggal 19 Maret 2011 posisi bulan akan berada pada posisi terdekat dengan bumi, yang dalam bahasa astronomi disebut lunar perigee. Sementara jarak normal rata-rata dikenal semi mayor, dan kalau jarak terjauh disebut Aperigee.

Posisi lunar perigee itu hampir bersamaan dengan saat puncak purnama. Dampak dari fenomena ini adalah pasang air laut akan lebih besar dari biasanya, karena bersamaan dengan efek pasang pada matahari.

"Limpahan air laut yang masuk ke daratan akan lebih dari biasanya, jika tambah dengan cuaca buruk, tentunya gelombang pasang akan tinggi dan akan membahayakan" tuturnya.

Prof Thomas Jamaluddin juga mengatakan jarak terdekat bulan dengan bumi pernah mencapai titik terdekat pada 8 Maret 1983 yaitu sekitar 365.529 km. Ditanya apakah ada hubungannya dengan gempa jepang dan tsunami aceh 2004.

"Jika berhubungan dengan supermoon, tanggal 11 Maret 2011 lalu, posisi bulan justru dalam posisi terjauh dengan bumi, yaitu 397.500 km sangat kontra dengan supermoon (jarak terdekat-red)" katanya

Masih menurut Prof Thomas Djamauluddin, peristiwa tsunami aceh 26 desember 2004 tidak ada hubungannya dengan supermoon karena jarak terdekat bulan dengan bumi baru terjadi di bulan januari 2005.

"Gempa itu sebenarnya ada pelepasan energi dari lempeng bumi, memang pada saat gempa di Aceh terjadi tepat setelah purnama, hanya saja purnama merupakan salah satu faktor pelepas energi saja, selebihnya sebab gempa karena aktifitas lempeng," Pungkasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar