Senin, 28 Maret 2011

Pertumbuhan dan Perkembangan Psikologi

Sebagai manusia kita pasti mengenal istilah pertumbuhan dan perkembangan dan kita juga mengalaminya karena pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri makhluk hidup. Namun tak jarang dari kita yang tidak mengerti arti dari perkembangan dan pertumbuhan itu sendiri. Banyak ahli yang mencoba memahami dan menafsirkan arti pertumbuhan dan perkembangan. Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu.

Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training)..

Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.

Dalam perkembangan terdapat fase dan tugas perkembangan. Fase perkembangan yaitu loncatan atau urutan perkembangan. Misalnya dari bayi menjadi anak-anak menjadi remaja menjadi tua dan akhirnya mati. Perkembangan setiap manusia itu berbeda tetapi dapat diamati keteraturannya atau dengan kata lain sudah ada urutannya. Dalam tugas perkembangan jika ada tugas yang tidak terpenuhi akan menjadi masalah atau problem bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu sesulit apapun suatu tugas harus dapat diselesaikan untuk mempermudah dalam penyelesaian tugas perkembangan berikutnya. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa perkembangan itu sudah ada urutannya. Berikut adalah tugas dan fase perkembangan yang diambil dari kesimpulan beberapa ahli :

1. Masa Bayi

Masa bayi merupakan masa ketergantungan, masa ketidakberdayaan dan masa membutuhkan pertolongan orang lain, suatu masa yang menuntut kesabaran orang tua. Sang bayi akan memperoleh ketentraman ketentraman dan kesatuan jika bersama ibunya. Kesatuan ini akan berlangsung sampai batas-batas kemandiriannya menjadi kabur. Dalam masa ini harus ditanamkan kepercayaan terhadap anak. Tanpa kepercayaan, tidak ada perkembangan yang berarti

2. Masa Kanak-kanak

Masa ini adalah masa untuk berkelompok dan berorganisasi. Penerimaan oleh teman-teman seusianya adalah penting. Pada masa ini mudah sekali untuk memasukkan ilmu kepada anak-anak. Diibaratkan dalam masa ini otak anak-anak masih seperti kolam. Apa yang dilihat, didengar akan mengena sekali di otak. Pada masa ini anak-anak memiliki egosentris yaitu sifat egois pada masa anak-anak.

3. Masa Remaja

Masa ini masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Dalam masa ini pula seseorang mulai memikirkan tujuan hidupnya. Penerimaan ilmu dalam masa ini masih cenderung mudah diibaratkan pada masa ini otak masih seperti ember.

4. Masa Dewasa

Pada masa ini seseorang mulai mandiri. Seseorang mungkin kuliah di tempat lain, menikah ataupun bekerja di tempat lain. Pada masa ini pulalah seseorang biasanya sudah memperoleh pencapaian atau hal hal yang selama ini diinginkan. Misalnya sudah menjadi kepala sekolah ataupun telah menciptakan suatu karya besar.

5. Masa Tua

Pada masa ini seseorang telah mengalami banyak penurunan dan bisa kembali ke masa anak-anak. Sang kakek bisa saja berebut mainan ataupun meributkan hal yang sepele dengan cucunya. Hal ini terus berlanjut hingga akhir hayat dan selesailah pertumbuhan dan perkembangan seseorang.

Perkembangan dan pertumbuhan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara faktor yang satu dan yang lain tidak ada yang lebih dominan, semuanya itu saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Faktor itu antara lain :

1. Faktor Genetik

Turunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua Ibu-Bapak atau nenek dan kakek. Warisan (turunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting, antara lain bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakit.Warisan atau turunan yang dibawa anak sejak lahir dari kandungan sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari nenek dan moyangnya dari kedua belah pihak (ibu dan ayahnya). Hal ini sesuai dengan hukum Mendel yang dicetuskan Gregor Mendel (1857). Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

2. Faktor eksternal / lingkungan

Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Dalam lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat.

Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan.

Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku).

Setiap fase atau periode perkembangan pada dasarnya selalu bertalian erat dengan periode yang mendahuluinya. Sesuai dengan “individualitas anak” yang memiliki cirri-ciri atau karaktristik, perkembangan antara dua individu anak itu tidak mungkin bisa sama besar. Sekalipun terdapat perbedaan perkembangan yang bersifat individual, kita dapat melihat cara tertentu bagi semua individu yang sejenis. Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan diri manusia.

Secara garis besar, peristiwa perkembangan mempunyai atau mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar tetapi antara perkembangan satu dengan yang lainnya koheren dan tidak berdiri sendiri

2. Perkembangan menuju proses berdifrensiasi dan integrasi. Manusia merupakan totalitas yang berkaitan erat antara perkembangan aspek fisik motorik, mental, emosi dan sosial, perhatian yang berlebihan kepada satu segi akan mempengaruhi segi lain.

3. Perkembangan dimulai dari respon-respon yang bersifat umum menuju yang khusus.

4. Tahap perkembangan manusia berlangsung berantai dan bersifat universal. Setiap fase memiliki sifat yang khas sehingga ada tingkah laku buruk. Para ahli mengatakan bahwa masa tenang atau equilibrium atau (ketika anak muda di atur penurut) pada masa ini setiap individu berusaha mengatasi kesulitannya berupa iritasi, frustasi, dan barikade-barikade pemenuhan kebutuhan. Masa disequilibrium atau tidak tenang (anak sukar diatur, mudah tersinggung, gelisah) masih tenang dan tidak tenang berganti terus menerus. Menurut Disquilibrium sehubungan dengan dinamika manusia anak itu malahan tidak mencari keseimbangan. Anak selalu berusaha memasuki dunia luar dengan jalan bereksplorasi dan berekspansi di dorong oleh rasa ingin tahu dan sekaligus untuk mengetes kemampuan sendiri.

5. Tempo perkembangan tiap-tiap anak berbeda-beda. Tempo perkembangan manusia pada umumnya terbagi menjadi kategori cepat, sedang, lambat. Teori perkembangan menujukan kelainan pada anak jika anak itu normal maka akan berkembang secara cepat begitu juga sebaliknya, tetapi tidak menunjukan kwalitas perkembangan setiap anak. Pada setiap anak terdapat impuls rangsangan untuk berkemban dengan caranya sendiri, untukmelatih kemampuan dan bakatnya. Maka terjadi proses pematangan yaitu, matang untuk berfungsi sebagai buah dari satu keberhasilan dan berlalunya satu fase perkembangan.

6. Perkembangan manusia tidak tetap kadang naik dan kadang turun perkembangan setiap anak mengalami dua masa pancaroba atau krisis disebut trotz. Terbagi menjadi dua priode

a. Trotz periode pertama terjadi pada usia 2 – 3 th dengan ciri utama anak menjadi egois, selalu bersikap dan bertingkah laku mendahulukan kepentingan sendiri

b. Trotz periode kedua, terjadi umur 14 – 17 th dimana anak sering membantah orang tuanya dalam mencapai identitas diri.

7. Dalam proses perkembangan banyak hal yang bersifat negatif tinggal bagaimana anak menyikapi hal tersebut, selain dorongan untuk mempertahankan diri ada pula dorongan untuk mengembangkan diri guna mendapat kemajuan baru. Paduan antara dorongan mempertahankan diri ini merupakan diri sinthes – integrasi baru, yaitu berwujud impuls realisasi diri dan transendesis diri (pengatasan diri sendiri untuk meningkat pada Niveau hidup lebih tinggi)

8. Anak punya masa peka, dimana fungsi jasmani dan rohani akan berkembang dengan baik jika terus mendapat latihan yang baik dan continue. Menurut Montesori masa peka hanya terjadi untuk tiap-tiap fungsi seumur hidup, karena itu bila lalai menggunakan masa-masa peka itu akan mengalami kerugian, asas-asas pendidikan Montesori yang berkenaan dengan masa peka

a. Anak-anak haruslah diberi kebebasan

b. Tidak diadakan latihan atau pendidikan secara klasikal

c. Tata tertib hendaknya bukanlah sesuatu yang dipaksakan yang dipaksakan oleh pendidiknya.

d. Pancaindra merupakan gejala utama dari isi jiwa manusia karena itu panca indra sangat diperhatikan dalam masa peka

9. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan faktor lingkungan, faktor hereditas tidak sepenuhnya mempengaruhi sifat seseorang. Pengaruh faktor lingkungan bila lingkungan tersebut baik akan membawa dampak yang baik pula untuk anak, anak jadi lebih bisa mengutarakan pendapatnya, lebih bisa berbicara di depan orang banyak, dan juga lebih bisa menghargai orang.

Dalam pertumbuhan dan perkembangan dan pertumbuhan selain dikenal prinsip dikenal pula asas perkembangan. Asas itu jika diibaratkan sebuah bangunan maka dia berdiri sebagai fondasi atau yang menguatkan bangunan tersebut. Jadi prinsip akan semakin kuat tertanam dalam pikiran jika kita mempunyai asas yang baik. Asas dalam perkembangan ada 4 macam, yaitu :

1. Asas biologis

Asas ini mengemukakan bahwa anak akan terus mengalami perkembangan sampai akhir hayatnya. Perkembangan setiap anak itu berbeda satu sama lain tetapi memiliki struktur atau pola yang dapat diamati.

2. Asas Ketidakberdayaan

Bahwa setiap anak akan mengalami masa ketidakberdayaan yaitu ketika anak tersebut tidak dapat melakukan sesuatu dan sangat membutuhkan orang lain. Contohnya seorang bayi yang belum dapat melakukan sesuatu sangat membutuhkan orang tua untuk menjaganya.

3. Asas Eksplorasi

Bahwa anak akan terus mencari sampai mendapat jawaban yang sesuai dengan hatinya. Dia akan terus bertanya pada orang yang dianggapnya mampu dan bisa. Selain dengan bertanya anak juga dapat melakukan eksperimen sendiri ataupun mencari sumber yang relevan

4. Asas Keamanan

Anak dalam pertumbuhannya sangat membutuhkan keamanan. Keamanan tersebut dapat dia dapat dari orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain. Jika anak merasa tenang maka perkembangan juga tidak begitu terhambat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar